
Dalam era globalisasi dan kemajuan teknologi yang berjalan sangat cepat, konsep warganegara digital mengalami perubahan yang sangat berarti. Fokus utama yang kini menjadi sorotan adalah digitalisasi warganegara, yang membutuhkan kajian dan diskusi mendalam karena pengaruhnya yang sangat besar.
Teknologi memiliki peran sentral dalam membentuk identitas nasional sekaligus memengaruhi cara warga negara berpartisipasi secara aktif dalam berbagai bidang kehidupan sehari-hari.
Digitalisasi warganegara dapat diartikan sebagai pemanfaatan media digital dan teknologi komunikasi untuk memperkuat serta mempermudah berbagai aspek yang berhubungan dengan status dan hak sebagai warganegara.
Hal ini mencakup layanan administratif pemerintah yang disediakan secara online, sistem pembayaran pajak yang dapat diakses lewat internet, serta masalah yang lebih kompleks seperti pengelolaan identitas digital, perlindungan data pribadi, dan pemenuhan hak-hak warga negara di ranah digital.
Selain itu, digitalisasi mengubah paradigma partisipasi politik, sosial, dan ekonomi masyarakat. Melalui platform media sosial, individu menjadi lebih mudah untuk menyampaikan pendapat, berdiskusi secara terbuka, dan bahkan mengorganisasi gerakan sosial yang berpotensi mempengaruhi kebijakan publik.
Namun disamping manfaatnya, digitalisasi juga mendatangkan tantangan baru, khususnya dalam hal menjaga privasi, memastikan keamanan data, serta menjamin pemerataan akses terhadap teknologi bagi seluruh lapisan masyarakat tanpa diskriminasi.
Perkembangan teknologi informasi yang cepat memberikan peluang besar untuk perubahan positif apabila diimbangi dengan pengelolaan yang bijaksana. Tetapi, apabila teknologi disalahgunakan atau kurang diawasi, dampak negatifnya bisa sangat luas dan memengaruhi berbagai aspek kehidupan individu, termasuk hubungan sosial, komunikasi antar manusia, terbentuknya identitas diri, hingga masalah kesehatan mental.
Media sosial misalnya, memungkinkan penyebaran informasi yang lebih luas dan interaksi jarak jauh, namun terkadang juga membuat individu mudah terpengaruh oleh konten-konten yang tidak sehat atau menyesatkan. Dalam konteks ini, Pancasila sebagai ideologi dasar bangsa Indonesia sangat penting sebagai pedoman hidup warga negara.
Kehadirannya harus terus dipertahankan di tengah derasnya arus informasi digital yang bersifat lintas batas dan mudah diakses oleh siapa saja. Eksistensi Pancasila yang kuat dalam kehidupan sehari-hari menjadi kunci dalam mencegah munculnya konflik sosial serta penyebaran ideologi baru yang mungkin bertentangan dengan nilai-nilai luhur bangsa.
Pengaruh media sosial yang sangat mudah merubah perilaku dan gaya hidup masyarakat merupakan tantangan tersendiri dalam menjaga identitas nasional. Identitas nasional sendiri merupakan jati diri bangsa yang bersifat dinamis dan unik, yang merefleksikan pandangan hidup kolektif bangsa tersebut melalui perwujudan cita-cita serta tujuan bersama.
Di tengah era globalisasi, bangsa-bangsa di seluruh dunia menghadapi berbagai tantangan besar dari interaksi dan dominasi kekuatan internasional. Jika suatu bangsa tidak mampu mempertahankan jati diri serta kepribadian nasionalnya, maka bangsa tersebut akan mengalami goyah dan terombang-ambing menghadapi perubahan zaman.
Kekacauan dan kebingungan yang timbul akan membuat pencapaian tujuan serta cita-cita masyarakat menjadi sulit terwujud. Situasi seperti ini berpotensi membuat sebuah negara menjadi rentan terhadap dominasi atau ancaman dari negara lain yang lebih kuat.
Oleh karena itu, sangat penting bagi sebuah bangsa untuk memelihara dan memperkuat identitas nasional agar mampu mempertahankan eksistensi negara serta mewujudkan cita-cita bersama.
Dalam proses pembentukan jati diri suatu bangsa, terdapat dua unsur yang sangat memengaruhi, yakni unsur primordial dan unsur kondisional.
Unsur primordial bersifat objektif dan alami, berupa faktor-faktor yang sudah melekat sejak awal dan menjadi ciri khas suatu bangsa, seperti kondisi geografis, ekologi, dan demografi. Contohnya, Indonesia yang merupakan negara kepulauan dengan iklim tropis memiliki kondisi geografis dan ekologis yang sangat khas.
Sebagai ilustrasi, perkembangan komunikasi internasional di wilayah Asia Tenggara telah turut memengaruhi dinamika demokrasi, ekonomi, sosial, dan kehidupan beragama di berbagai negara di kawasan tersebut. Sementara itu, unsur kondisional adalah faktor subyektif yang dapat berubah dan membentuk identitas bangsa melalui pengalaman sejarah, norma sosial, politik, dan budaya yang berlaku di masyarakat Indonesia saat ini.
Secara keseluruhan, digitalisasi warganegara dan penguatan identitas nasional menjadi dua hal yang saling berkaitan dan perlu mendapatkan perhatian serius. Digitalisasi memudahkan akses dan partisipasi dalam kehidupan bernegara, tetapi juga menuntut kesadaran untuk menjaga nilai-nilai luhur dan jati diri bangsa dari pengaruh negatif globalisasi yang tidak terkendali.
Dengan cara inilah, bangsa Indonesia dapat terus berkembang dan bertumbuh di tengah perubahan zaman tanpa kehilangan ciri khas dan kepribadian nasionalnya.
Teguh Abdi Priyanto dan Muhammad Khoirur Roziqin
S1–Komunikasi dan Penyiaran Islam/Universitas Islam Negeri Siber Syekh Nurjati Cirebon