CIREBON – Acara yang digelar di Auditorium UIBBC, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, ini diikuti sekitar 50 peserta. Dari kelompok ekstrakurikuler jurnalistik SMK Farmasi YPIB BBC, LPM UIBBC, LPM FatsOeN UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon dan Dewan Eksekutif Mahasantri Mahad Aly Kebon Jambu.
Kegiatan ini menghadirkan Rektor UIBBC Dr H Oman Fathurohman MA sebagai pembicara kunci dan dua pemateri lainnya. Mereka adalah M Syahri Romdhon, jurnalis Kompas TV yang juga anggota AJI Kota Bandung, serta Mama Abdurahman M.I.Kom, Dosen Komunikasi dan Penyiaran Islam UIBBC.
Syahri mengatakan, saat ini warga terpapar informasi yang melimpah. Dari yang sangat penting seperti kebijakan publik hingga yang sama sekali tidak penting. Setiap orang jiga bisa memproduksi informasi melalui media sosial dengan modal telepon seluler. Kondisi inilah yang disebut dengan tsunami informasi.
Di tengah kondisi ini, katanya, peran pers sangat dibutuhkan baik di masyarakat maupum di kampus. Media, termasuk pers kampus, punya ketentuan sebelum menyebarkan berita.
“Wartawan terikat dengan kode etik, verifikasi faktual dan berimbang dari berbagai pihak. Begitupun dengan lembaga pers mahasiswa,” ujar Syahri yang kerap disapa Aray. LPM pun dapat menjadi wadah aspirasi mahasiswa trrkait kebijakan kampus.
Rektor UIBBC Dr H Oman Fathurohman MA mengatakan, lembaga pers memiliki peran beragam, dari hiburan hingga pendidikan. “Sangat penting juga, pers sebagai media informasi dan kontrol masyarakat atas kebijakan publik,” kata Rektor.
Namun, Oman menekankan agar pers dapat menghadapi tantangan penyebaran berita bohong dan misinformasi yang menyebabkan pemahaman keliru. Ia pun meminta LPM dan jurnalis bisa menyesuaikan dengan perkembangan teknologi, seperti kecerdasan artifisial.
“Intinya, bagaimana kita sebagai jurnalis bisa memahami konteks yang berkembang di masyarakat,” ucap Rektor.
Dosen KPI UIBBC Maman Abdurahman menambahkan, lembaga pers mahasiswa juga memiliki keterampilan khusus dibandingkan warga yang membuat informasi. Keahlian itu, antara lain, memahami cara membuat berita.
Ia membagikan tips membuat berita dengan konsep piramida terbalik atau konsep dasar menulis berita. Artinya, di bagian awal tulisan, sebisa mungkin semua informasi penting dapat dimasukkan, seperti 5W+1H (what, when, where, who, why, dan how).
Artinya, tulisan itu memuat apa yang sedang terjadi? Siapa yang terlibat? kapan peristiwanya? Dan seterusnya. Selanjutnya, terdapat informasi tambahan hingga akhir tulisan. Format tulisan inilah yang dimaksud piramida terbalik.
Koordinator AJI Kota Bandung Biro Cirebon Abdullah Fikri Ashri mengapresiasi kolaborasi workshop dengan UIBBC tersebut. Fikri bilang, sebagai organisasi jurnalis, AJI memiliki visi, antara lain, menjaga kebebasan dan kemerdekaan pers, termasuk di kampus.
AJI pun membuka pintu untuk pers mahasiswa sejak Kongres X AJI tahun 2017. Apalagi, LPM memiliki fungsi advokasi terhadap kebijakan otoritas kampus hingga pemerintah. Namun, kata Fikri, LPM juga memiliki tantangan, seperti tekanan dari pihak lain.
Perhimpunan Pers Mahasiswa Indonesia mencatat, dari 2020-2021, terdapat 185 kasus kekerasan atau represi terhadap pers mahasiswa. Bentuk represi itu mulai dari teguran, pencabutan berita, ancaman, paksaan minta maaf, penghentian pendanaan, hingga pemukulan.
“Oleh karena itu, AJI pun berupaya memberikan perlindungan pada pers mahasiswa,” jelas Fikri.
Bahkan, lanjutnya, Dewan Pers membuat Perjanjian Kerja Sama dengan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi tentang Penguatan dan Perlindungan Aktivitas Jurnalistik Mahasiswa di Lingkungan Perguruan Tinggi pada 18 Maret 2024.
Oleh karena itu, Fikri mengajak LPM di berbagai kampus untuk turut menjaga kemerdekaan pera. “AJI Kota Bandung Biro Cirebon siap berkolaborasi dengan berbagai kampus di Cirebon untuk mengembangkan pers mahasiswa,” pungkasnya. (BNL)