Cirebon – Keraton Kasepuhan Cirebon kembali menggelar tradisi tahunan yang sarat makna, yakni Apeman. Tradisi yang diwariskan sejak zaman Sunan Gunung Jati ini digelar setiap bulan Safar sebagai bentuk tolak bala dan permohonan perlindungan dari Allah SWT.
Pada pelaksanaan Apeman tahun ini, suasana khidmat begitu terasa di Langgar Alit, salah satu bangunan bersejarah di dalam kompleks keraton. Keluarga keraton yang mengenakan pakaian putih dan penutup kepala khas keraton berkumpul untuk mengikuti rangkaian acara yang diawali pembacaan tawasul dan doa.
Hidangan utama dalam acara ini tentu saja kue apem. Kue tradisional yang memiliki tekstur kenyal ini disusun rapi di antara orang-orang yang hadir. Setelah doa selesai, kue apem kemudian dibagikan kepada seluruh yang hadir sebagai simbol berbagi dan kedermawanan.
Patih Sepuh Keraton Kasepuhan, Pangeran Raja Goemelar Soeryadiningrat, mengungkapkan bahwa tradisi Apeman bukan sekadar acara seremonial belaka, namun mengandung nilai-nilai spiritual yang mendalam.
“Tradisi Apeman ini merupakan bentuk nyata dari ajaran agama untuk selalu berbagi kepada sesama. Melalui sedekah berupa kue apem, kita memohon perlindungan dari segala marabahaya,” ujar Pangeran Goemelar, Kamis (22/8/2024).
Menurut Pangeran Goemelar, tradisi Apeman di Keraton Kasepuhan ini merupakan tradisi yang diwariskan sejak era Sunan Gunung Jati atau Syekh Syarif Hidayatullah. Hingga kini, tradisi tersebut masih terus dilestarikan, baik di Keraton Kasepuhan maupun di tengah kehidupan masyarakat Cirebon pada umumnya.
“Tradisi Apeman ini memang sudah ada sejak zaman Sunam Gunung Jati. Hingga kini, tradisi tersebut masih tetap kita laksanakan,” kata Pangeran Goemelar.
Dalam era modern seperti sekarang, masih adanya masyarakat yang melestarikan tradisi leluhur seperti Apeman tentu patut diapresiasi. Tradisi ini membuktikan bahwa nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya tetap relevan dan dapat diadaptasi dengan perkembangan zaman.
Dengan terus melestarikan tradisi Apeman, diharapkan generasi muda dapat lebih memahami dan menghargai warisan budaya bangsa. Selain itu, tradisi ini juga dapat menjadi daya tarik wisata yang unik bagi wisatawan yang berkunjung ke Cirebon. (BNL)