Kemeriahan tradisi nadran di Kota Cirebon/(Foto: Cirebon Pulse)

Cirebon – Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Cirebon menghadirkan event menarik untuk memperkenalkan potensi wisata yang ada di wilayahnya. Seperti Festival Pesisiran yang diadakan untuk mengangkat tradisi masyarakat nelayan, yakni nadran.

Nadran merupakan tradisi tahunan yang biasa digelar di kampung-kampung nelayan di Kota Cirebon. Setidaknya ada tiga kampung nelayan yang bisa mengadakan tradisi nadran, yakni Kampung Samadikun, Kampung Pesisir dan Kampung Cangkol.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Cirebon, Agus Sukmanjaya mengatakan, di tahun-tahun sebelumnya tradisi nadran biasa diselenggarakan secara mandiri di kampung masing-masing. Tradisi tersebut digelar sebagai bentuk rasa syukur masyarakat nelayan atas hasil tangkapan ikan setiap tahun.

“Ada tiga kampung yang biasa menggelar tradisi nadran. Yaitu kampung Samadikun, Kampung Pesisir dan Kampung Cangkol,” kata Agus Sukmanjaya, belum lama ini.

Melalui festival pesisiran, Disbudpar Kota Cirebon ingin menampilkan kemeriahan dari tradisi nadran yang diikuti oleh masyarakat dari tiga kampung nelayan.

Mereka berkumpul di kawasan BAT Kota Cirebon dengan menampilkan berbagai macam bentuk kesenian. Termasuk sesaji berupa miniatur perahu yang berisi kepala kerbau dan berbagai macam hasil bumi.

Setelah berkumpul di kawasan BAT, masyarakat nelayan yang menggelar tradisi nadran tersebut lalu melanjutkan rangkaian kegiatan dengan melakukan arak-arakan melintasi beberapa rute berbeda.

Usai melakukan arakan-arakan tersebut, masyarakat dari tiga kampung nelayan itu kemudian melanjutkan acara tradisi ini dengan melarung sesaji ke tengah laut. Prosesi larung sesaji itu dilakukan di kampung masing-masing.

Agus mengatakan, pada pelaksanaan tahun ini, tradisi nadran dari tiga kampung nelayan itu sengaja digabungkan dalam sebuah event Festival Pesisiran. Menurut Agus, cara ini dilakukan dengan tujuan agar tradisi nadran yang biasa digelar oleh masyarakat nelayan bisa berlangsung lebih meriah.

“Prosesi yang kita satukan, itu prosesi kirabnya (arak-arakan),” kata Agus.

Ke depan, kata Agus, Festival Pesisiran yang menggabungkan tradisi nadran dari tiga kampung nelayan ini akan dijadikan agenda tahunan. “Tahun depan, InsyaAllah nanti kita buat jadi sebuah atraksi pariwisata untuk bisa mengundang juga wisatawan, baik domestik maupun internasional,” kata dia. (BNL)