
Cirebon – Kepala Desa Kalisapu, Kecamatan Gunungjati, Kabupaten Cirebon, Suhana, tetap aktif mengelola usaha peternakan dan pertanian di tengah kesibukannya sebagai pemimpin desa. Ia membagi waktu antara tugas pemerintahan dan kegiatan usaha miliknya yang berlokasi tak jauh dari rumah.
Setiap pagi, Suhana menyempatkan diri datang ke kandang ayam untuk mengecek kondisi hewan ternaknya. Ia memastikan pakan dan air minum tersedia, serta suhu kandang tetap hangat dengan bantuan lampu-lampu pijar yang menyala sepanjang hari.
“Kalau ayam masih kecil memang harus diberi lampu, supaya hangat,” ujar Suhana saat ditemui, Minggu (6/7).
Kandang milik Suhana menampung sekitar 1.600 ekor ayam, terdiri dari ayam kampung dan ayam petelur. Untuk ayam kampung, ia hanya menjalankan proses pembesaran.
Bibit ia beli seharga Rp8.000 per ekor, lalu dijual kembali saat usia 2,5 bulan dengan harga sekitar Rp35.000 per ekor.
Saat ini, jumlah ayam kampung yang sedang dipelihara mencapai sekitar 800 ekor. Dari usaha tersebut, Suhana mengaku bisa memperoleh omzet hingga puluhan juta rupiah setiap kali masa panen tiba.
Ia mengatakan tidak mengalami kesulitan dalam memasarkan ayam-ayam hasil ternaknya. Para pengepul biasanya datang langsung ke kandang untuk membeli ayam saat sudah memasuki usia jual.
Selain beternak, Suhana juga mengelola lahan pertanian yang ditanami beragam sayuran seperti kacang panjang, timun, dan emes. Lahan tersebut berada di area persawahan desa setempat.
Suhana menyebut kegiatan bertani dan beternak sudah dijalani sejak lama. Ia berasal dari keluarga petani dan terbiasa bekerja di kebun sejak sebelum menjabat sebagai kepala desa. “Saya sudah terbiasa bertani. Karena saya lahir dari keluarga petani,” ujarnya.
Meski memiliki aktivitas usaha di luar kantor desa, Suhana menegaskan bahwa pelayanan kepada masyarakat tetap menjadi prioritas utama. Ia juga terbuka bagi siapa saja yang ingin belajar beternak atau bertani. “Desa harus tetap ditata, sambil usaha juga jalan,” pungkasnya. (BNL)